Framework COSO


Setiap perusahaan harus mempunyai perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan pengontrolan untuk mencapai tujuan dari perusahaan. Pengendalian dalam perusahaan bisa berasal dari luar perusahaan maupun dari dalam perusahaan. Objek yang dikendalikan adalah 4 hal tersebut. Pengendalian internal dilakukan supaya perusahaan mencapai tujuannya, sedangkan pengendalian eksternal merupakan bentuk tanggung jawab terhadap pemegang saham.
Pengendalian internal harus memenuhi unsur-unsur seperti kompetensi pegawai yang sesuai dengan tanggung jawab, pemisahan tanggung jawab, system pemberian wewenang untuk menciptakan pengendalian atas asset, dan melakukan perbandingan atas catatan dan keadaan realnya. Sementara itu system pengensalian yang efektif harus memenuhi aspek-aspek: system pengendalian merupakan proses yang terintegerasi dan dilakukan secara terus menerus di dalam perusahaan, system pengendalian harus mendapat dukungan dari seluruh bagian dari perusahaan, mulai dari karyawan sampai managemen, system pengendalian harus sesuai dengan tujuan perusahaan, dan harus memberikan manfaat yang besar bagi perusahaan.
Unsur pengendalian menurut COSO:
1.      Lingkungan pengendalian
Yakni lingkungan perusahaan yang akan mempengaruhi ektivitas pengendalian. Kondisi lingkungan kerja dipengaruhi oleh beberapa hal seperti penegakan integritas dan etika seluruh angota organisasi, komitmen pimpinan manajemen, kepemimpinan yang baik, stuktur organisasi yang dsesuiakan dengan kebutuhan, pendelegasian dan wewenang yang tepat, dan lain sebagainya.
            Dalam lingkup organisasi pemerintahan lingkungan pengendaliannya terkait dengan integeritas, etika, komitmen pegawai, kepemimpinan managemen dan pengendalian internal yang dilakukan. Namun yang paling diharapkan pegawai memiliki integeritas dan etika yang tinggi karena penyebab terjadi banyak kecurangan adalah factor tersebut. Oleh karena itu semua harus diituangkan di dalam peraturan yang jelas dan mengikat dan mempunyai sanksi yang jelas.
2.      Penilaian resiko
Resiko merupakan sesuatu yang menghambat penyampaian tujuan. Identifikasi terhadap resiko amatlan penting untuk mengetahui hambatan dam pencapaian tujuan. Setelah diidentifikasi selanjutnya resiko dianalisis baik secara kualitatif maupun kuantitatif. Dengan adanya anlisisi resiko kita dapat mengetahui dampak dari suatu kejadian dan tau bagaimana mengelola risiko tersebut.
3.      Kegiatan pengendalian
Yaitu tindakan yang diperlukan untuk mengatasi resiko, menetapkan dan memutuskan kebijakan serta prosedur dan memastikan bahwa tindakan yang telah dilakukan sudah benar dan efektif. Tindakan yang dapat dilakukan untuk mengatasi resiko ada dua: tindakan preventif (tindakan yang dilakukan sebelum resiko berlangsung) dan tindakan mitigasi (tindakan yang dilakukan saat resiko sedang berlangsung). Umumnya perusahaan akan melakukan tindakan preventif karena mencegah pengeluaran biaya tindakan mitigasi.
4.      Informasi dan komunikasi
Informasi merupakan data yang sudah diolah dan sangat mempengaruhi dalam pengambilan keputusan. Infomasi yang baik harus dikomunikasikan kepada pihak-pihak yang terkait. Penyampaian informasi yang kurang baik dapat menyebabkan terjadinya salah pemahaman. Sehingga dalam instansi pemerintah maupun swasta biasanya dibuat unit khusus yang melayani informasi. Unsure pengendalian terhadap informasi dan komunikasi harus ditingkatkan seiring dengan kemajuan ilmu dan teknologi.
5.      Pemantauan pengendalian internal
Yaitu tindakan pengawasan yang dilakukan oleh pimpinan mangemen dan pegawai lain yang ditunjuk dan bertanggung jawab sebagai penilai terhadap kualitas dan efektivitas system pengendalian internal. Pemantauan dibagi menjadi 3: pemantauan berkelanjutan, pemantauan terpisah dan tindak lanjut atas temuan audit. Peranan pemantauan dalm pengendalian internal sangat penting karena setiap komponen pengendalian internal akan mendapatkan pengawasan.

FLOW CHART SISTEM DAN PROSEDUR PENGGAJIAN

Sistem penggajian ini sangat sederhana karena hanya untuk para Pemula yang memerlukan model pembanding penggajian ditempat kerja yang sekarang. Banyak model sistem penggajian yang rumit dan canggih. Termasuk sistem absensinya juga bermacam-macam. Ada yang menggunakan finger print, kartu gesek, ratina mata, atau kartu check clock biasa. 


Semua model sistem absensi karyawan masing-masing mempunyai kelebihan dan kekurangan. Tergantung mana yang lebih cocok untuk digunakan pada Perusahaan setempat. Perusahaan industri pabrikan yang jumlah karyawannya banyak dan Perusahaan jasa yang jumlah Karyawannya kurang dari 100 orang, tentu beda dasar pertimbangannya. Perusahaan yang jumlah Karyawannya sedikit, tentu akan memilih yang lebih canggih karena kemungkinan error alat lebih sedikit. Tapi Perusahaan yang jumlah karyawannya banyak, tentu lebih memilih yang manual atau semi manual.


Model semi manual ini paling tepat untuk pabrikan yang jumlah karyawannya lebih dari 1000 orang. Karaena aabila ada kesalahan mudah ditanggulangi. Tidak menggunakan teknologi yang tinggi sehingga apabila ada kesalahan mudah melakukan perbaikan dan service berkala. Dan yang lebih penting lagi, dengan menggunakan kartu check lock ini bisa dipakai untuk alat bukti (secara fisik) dalma perselisihan perburuhan. Sedangkan yang mengunaka alat elektonik canggih sulit mendapat alat bukti secara fisik karena harus import data dulu dari alatnya, lalu di print dan lain-lain. Bukti model seperti ini sering tidak diakui karyawan yang bermasalah karena dia hanya sebuah rekayasa saja.




FLOW CHART SISTEM DAN PROSEDUR PENGGAJIAN





Keterangan Flowchart:
1. Data kehadiran seluruh karyawan yang sudah berupa rekapan per hari pada tanggal cut off sudah diperiksa ulang tentang kebenarannya dan siap dijadikan data pengajian.
2. Departemen HRD (bagian payroll) menerima data kehadiran yang sudah valid untuk diproses penggajiaannya per orang.
3. Departeman HRD (bagian pajak pph 21) menghitung atau mengkoreksi pajak baik yang gajinya ada kemaikan atau ada perubahan status keluarga (tambah anak atau ada perubahan dari bujang menjadi kawin, dan lain-lain).
4. Departemen HRD (bagian payroll) setelah menrima revisi perhitungan pajak gaji dari bagian pajak, membuat slip gaji dan daftar gaji seluruh karyawan untuk dikoreksi dan dimintakan tanda tangan manager HRD.
5. Departemen keuangan menerima daftar gaji dan slip gaji karyawan departemen HRD untuk dikoreksi secara menyeluruh bak perhitungan gaji take homr pay-ny masing-masing karyawan maupun perhitungan pajak gajinya.
6. Apabila departemen keuangan menemukan ada kesalahan hitung atau salah ketik, harus segera mengembalikannya ke departemen HRD, atau cancel.
7. Apabila departemen keuangan evaluasinya tidak menemukan kesalahan pada daftar gaji atau slip gaji tersebut, maka wajib menandatanganinya dan membuat check tunai atau bilyet giro sebesar jumlah gaji seluruh karyawan dan menyerahkannya pada pimpinan perusahaan.
8. Pimpinan perusahaan menerima dan menandatangani daftar gaji seluruh karyawan check tunai atau bilyet giro untuk transfer gaji vi bank yang ditunjuk.
9. Bank yang ditunjuk menerima daftar gaji dan check/bilyet transfer ke rekening pribadi masing-masing karyawan pada tanggal yang telah ditentukan.
10. Karyawan pada tanggal penggajian yang telah ditentukan, mengambil gajinya melalui ATM yang telah ditunjuk, dengan rentang waktu selama 24 jam per hari.
11. Selesai


Khusus untuk Slip Gaji, banyak Karyawan yang tidak mengambilnya. Karena merasa gajinya sudah benar atau malas untuk mengambilnya. Tapi karena didalam Slip Gaji tersebut juga ada perhitungan pajak Pph 21, maka Dept. HRD harus tetap untuk membuatnya sebagai dokumen pajak atau persiapan untuk dasar menjelaskan komplain Karyawan  atas jumlah gajinya atau pajaknya. Atau juga untuk persiapan apabila sewaktu-waktu diminta oleh Karyawan yang bersangkutan untuk (lampiran) pengajuan kredit ke Bank.



Contoh Model Slip Gaji

Popular Posts

About Me

Followers

Diberdayakan oleh Blogger.

Copyright © 2012 Amatulloh RosyidahTemplate by : UrangkuraiPowered by Blogger.Please upgrade to a Modern Browser.